Steviani
Deraya atau yang lebih sering disebut Aya ini adalah seorang croser wanita,
minggu ini Aya akan mengikuti Turnament Croser Junior U-16, bukan kali pertama
Aya mengikuti turnamen seperti ini karena sebelumnya Aya sudah sering mengikuti
turnamen-turnamen seperti ini. Bagi Aya keinginan terbesarnya adalah bisa
menjuarai kelas Internasional meskipun membutuhkan banyak perjuangan dan
pengorbanan Aya akan berusaha, itulah yang menjadi niat Aya untuk selalu
mengikuti turnamen-turnamen.
Siang
ini seperti biasanya ditempat latihannya.
“ Gila, lo bener-bener
keren banget hari ini Ay. “
“ Iya, kamu memang hebat
Aya.”
“ Ah, engga kok om saya
kan juga masih belajar om.”
“ Kamu ini bisa saja.
Gimana kamu udah siap untuk mengikuti turnamennya kan?” Tanya Om Ramto pelatih
Aya.
“ Aku siap om, tapi
kayaknya motor aku butuh sedikit perbaikan deh om.” Jawab Aya.
“ Masalah motor gampang,
nanti kamu taruh disini aja sementara, waktunya sudah tidak banyak lagi, hanya
tinggal 2 minggu kamu harus benar-benar fokus latihan.”
“ Siap om, saya pasti akan
latihan dengan sungguh-sungguh.” Tegas Aya.
Selesai latihan seperti
biasanya Aya segera berganti pakaian dan menuju pulang. Aya adalah murid SMA
yang terkenal cerdas dan pandai diantara teman-temannya, sampai saat ini
teman-temannya masih belum mengetahui profesi Aya sebagai croser wanita, Aya
sengaja merahasiakannya karena Ia takut diejek oleh para teman-temannya. Hari
ini adalah hari terakhir masuk, karena sebentar lagi liburan sekolah akan tiba
dan Aya harus lebih bersiap diri karena Ia akan mengikuti perlombaaan Tingkat
Nasional.
Bel tanda pulang pun
akhirnya berbunyi, Aya segera bergegas menuju tempat latihannya.
“ Ay, lo mau kemana Ay?”
Tanya Riko temannya.
“ Gue buru-buru lain kali
aja ya.”
“ Tapi Ay, rencana liburan
bareng kita?”
“ Aduh maaf, kayaknya gak
bakal jadi deh, gue sibuk banget maaf ya ko.”
“ Iya deh.”
Setelah meninggalkan Riko
Aya segera memacu motornya ketempat latihannya, tidak butuh waktu yang cukup
lama bagi Aya untuk naik motor menuju tempat latihannya karena ia sudah
terbiasa ngebut. Sesampainnya ditempat latihan Aya segera berganti pakaian dan
menuju teman-temannya.
“ Haduh om, maaf banget
aku telat.”
“ Iya, sekarang cepat
menuju trak kita harus lakukan uji coba.”
“ Oh. Oke om.”
Dengan mahirnya Aya
memainkan beberapa trik freestlye diudara dengan motornya, sulit dibayangkan
bahwa seorang wanita yang melakukannya. Aya memang mempunyai bakat yang sangat
luar biasa dalam hal motor cross. Karena ayahnya dulunya adalah seorang croser juga.
Namun akhir-akhir ini perlakuan ayahnya sedikit aneh. Entah mengapa ayahnya
kadang melarang Aya untuk latihan. Tapi Aya akan buktikan pada ayahnya bahwa
seorang wanita juga bisa menjadi croser sejati, oleh karena itu meskipun
dilarang Aya tetap melakukan latihan, agar bisa memenangkan pertandingan.
Tidak terasa hanya tinggal
5 hari lagi kompetisi itu akan dimulai, sementara motor Aya yang mengalami
perbaikan belum selesai. Aya bingung akankah bisa ia memenangkan lomba? Tapi ia
tetap optimis bahwa ia bisa memenangkan lomba karena dengan memenangkan lomba
ini Aya bisa melangkah ke Tingkat Internasional dan setelah itu Aya bisa
membuktikan ke ayahnya bahwa anaknya juga bisa menjadi seorang croser meski ia
wanita.
Sesampainya dirumah Aya
kaget karena ia menemukan ayahnya terbaring dilantai, tanpa basa-basi Aya
mengendong ayahnya ke kamarnya dan memanggil dokter. Tidak lama kemudian dokter
pribadi keluarganya datang dan segera memeriksa kondisi ayahnya.
“ Dok, bagaimana kondisi
ayah saya Dok?” Tanya Aya panik.
“ Ayah kamu menderita
penyakit struk ringan.” Jawab Dokter itu.
“ Apa….!!! Gak mungkin Dok, ayah saya gaya hidupnya
sehat, mana mungkin ia kena struk dok, pasti dokter bohong kan dok..?”
“ Maaf Aya, tapi memang
begitulah kondisi ayah kamu sekarang, beliau terlalu banyak fikiran dan stress
sehingga ia mengalami struk ringan.”
“ Tapi dok, ayah saya bisa kembali seperti semula kan dok?”
“ Bisa. Asalkan ayah Aya
tidak banyak fikiran dan tidak terlalu stress. Ini dokter kasih obat untuk ayah
kamu. Diminum rutin dan banyak istirahat ya, semoga lekas sembuh.”
“ Iya terima kasih banyak
dok.”
Padahal hanya tinggal 5
hari lagi tetapi ayah Aya sakit, Aya bingung dia harus bagaimana tetap
melanjutkan turnamen dengan meninggalkan ayahnya dalam keadaan sakit atau memilih
tidak mengikuti turnamen. Tetapi ini
merupakan jalan untuk mengapai impiannya dan membuktikan pada ayahnya. Aya
bingung , sekarang ia hanya bisa melakukan yang terbaik bagi ayahnya agar
ayahnya lekas sembuh dan ia dapat mengikuti perlombaan.
Siang ini, Aya ada
latihan, tetapi Aya tidak pergi karena ia lebih mementingkan kondisi ayahnya
dahulu. Aya tahu bahwa waktu untuk menuju turnamen itu sudah tidak banyak lagi,
tetapi untuk saat ini dia lebih mementingkan ayahnya dulu. Tidak disadari
handphone Aya berbunyi, ada telfon dari Om Ramto pelatih Aya.
“ Iya, halo om.”
“ Kenapa kamu tidak
latihan?”
“ Maaf om, saya gak bisa,
tapi besok saya pasti latihan kok om.”
“ Kalo om terserah kamu,
karena kamu yang mau ikut turnamen, tapi om cuma minta kedisiplinan kamu
latihan aja. Karena waktu kamu sudah gak banyak.”
“ Iya om, maaf saya
mengecewakan om. Saya janji saya akan menjadi yang terbaik om.”
“Ayah maafin Aya, tetapi
Aya harus bisa memenangkan lomba ini yah, Aya benar-benar minta maaf yah, Aya
janji dan Aya pasti buktiin ke ayah kalau Aya bisa jadi croser wanita sejati
yah.” Setelah mengucapkan itu dan mencium kening ayahnya Aya segera bergegas
menuju tempat biasa Ia latihan selain di tempatnya Om Ramto. Disana Aya
berlatihan dengan sungguh-sungguh meski harus kadang kala terjatuh, tetapi itu
bukan hal besar bagi Aya, karena dengan kegagalan ia akan mendapatkan sebuah keberhasilan.
Tidak lupa juga Aya melakukan beberapa trik baru yang diajarkan oleh Om Ramto.
Tidak terasa lebih dari 4 jam sudah Aya berlatih, ia harus segera pulang karena
hari sudah mulai gelap.
Setibanya dirumah, Aya
langsung menengok kekamar ayahnya dan memastikan kondisi ayahnya. Aya sangat
sayang kepada ayahnya karena ibunya meninggal pada saat latihan motor
cross,tidak sengaja ibunya tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya diudara sehingga
ia jatuh dan meninggal karena mengalami pendarahan hebat. Ibu Aya merupakan
seorang croser wanita, oleh karena itu Aya ingin membuktikan juga bahwa Ia bisa
terus melanjutkan mimpi ibunya yang juga ingin menuju kejuaraan Internasional.
Keesokan paginya Aya
bangun pagi-pagi sekali kemudian Aya menyiapkan sarapan untuk ayahnya, setelah
ia selesai melaksanakan semua tugasnya Aya berangkat menuju tempat latihannya,
disana Aya sempat melupakan sejenak fikirannya tentang ayahnya, karena ia fokus
terhadap keadaan dirinya dan motornya itu. Setelah dirasa cukup latihan Om Ramto memanggil Aya
dan mengobrol sejenak dengan Aya.
“ Jadi, gimana keputusan
kamu Ay..?” Tanya Om Ramto.
“ Aku akan tetap mengikuti
turnamen itu Om.”
“ Kamu yakin? Meski ayah
kamu sakit?”
Aya yang kaget mendengar
pertanyaan Om Ramto hanya bisa diam.
“ Kenapa Ay?”
“ Eng..engga Om, Om tahu
dari mana kalau ayah sakit?”
“ Om itu temen ayah kamu
dan dulu kita sama-sama waktu masih muda jadi mana mungkin om gak tahu tentang
kamu dan keluarga kamu Ay.”
“ Oh, gitu om. Tapi kenapa
Om gak bilang dari dulu Om?”
“ Hahahahah, sengaja Om
tidak ngasih tahu kamu. Jadi gimana keputusannya?”
“ Aku bingung Om. Aku mau
ikut, tetapi aku jahat kalau harus ninggalin ayah dalam kedaan sakit.”
“ Udah, kamu fokus latihan
aja, nanti om yang atur semuanya dan jelasin sama ayah kamu.”
“ Bener Om? Makasih banget
ya om.”
“ Iya. Sama-sama Aya.”
Tidak disangka hari yang
dinantikan oleh seorang Steviani Deraya pun tiba, sebenarnya ia masih merasa
sedikit bersalah karena harus menentang ayahnya, tetapi Om Ramto sudah berjanji
akan menjelaskan semuanya sama ayah. Jadi sekarang yang harus dilakukan adalah
mengikuti turnamen ini dengan sungguh-sungguh. Tanpa sepengetahuan Aya,
ternyata ayahnya sudah sembuh dan Om Ramto
diam-diam mengajak ayahnya Aya
untuk menonton turnamen yang diikuti putrid semata wayangnya itu.
Ayahnya Aya sempat kaget
bahwa seorang putrinya mempunyai bakat yang sangat baik dan handal dalam dunia
motor cross. Tetapi tetap saja kepanikan dan kekhawatiran masih menyelimuti
benak ayahnya Aya, karena takut kejadian yang dialami oleh ibunya Aya terjadi
pada diri Aya. Suara gemuruh stadion tempat bertanding memecah lamunan ayahnya.
“ Iya nomor 98 memimpin
didepan dan hanya tinggal sedikit lagi dia bisa memenangkan lomba ini, croser
nomor 98 nampaknya sangat mahir bung, bagaimana menurut anda?”
“ Croser nomor 98 ini
adalah seorang wanita dan hanya satu-satunya wanita dalam kompetisi ini, saya
rasa Steviani ini merupakan croser yang sangat patut kita acungkan jempol yah.”
“ Iya, saya setuju. Dan
akhirnya Steviani Deraya menyelesaikan turnamen ini dalam waktu 24 menit, rekor
terbaru dan kebanggan tersendiri bagi Steviani karena menjadi croser wanita
nampaknya.”
Suasana seketika itu
menjadi ramai semua orang meneriakan nama Aya… “Aya..Aya..Aya..”. Ayahnya dan
Om Ramto yang melihat dibangku penonton pun ikut bersorak karena senang.
“ Gimana anakmu, sekarang
kamu sudah lihat kemampuan aslinya kan?”
“ Iya, ternyata Ayaku
adalah seorang croser yang hebat, aku bangga memiliki anak seperti dia.”
“ Bagus kalau kamu sadar,
berarti sekarang kamu tidak perlu melarangnya lagi kan?”
“ Iya, aku akan
mendukungnya sampai tingkat Internasional dan mengabulkan impiannya untuk
menjdi seorang croser sejati.”
Penyerahan hadiah langsung
diserahkan oleh ketua pelaksana itu, dan yang tidak disangka oleh Aya, ternyata
ayahnya hadir dan menyaksikan Aya.
“ Ayah..?”
“ Ayah, benar-benar bangga
sama kamu Ay.”
“ Ayah, maafin Aya.”
“ Kamu gak perlu minta
maaf, kamu kan juarannya, selamat ya sayang.”
“ Makasih ya ayah,
sekarang Aya udah bisa dibilang croser sejati kan yah.”
“ Iya sayang. Kamu memang
seorang croser wanita sejati.”
Sekarang
Aya berhasil membuktikan bahwa untuk menjadi seorang croser tidak perlu seorang
laki-laki, karena seorang wanita juga bisa menjadi seorang croser. Dan kini
ayahnya mulai sadar bahwa Aya bukanlah seorang croser biasa, karena kini Aya
telah menjadi seorang croser Nasional dan tidak lama lagi ia akan mengikui
kejuaraan Internasional. Dan sekarang semua orang bangga terhadap seorang
Steviani Deraya, karena dia berhasil membangkitkan rasa percaya diri seorang
wanita, bahwa seorang wanita itu bisa menjadi apapun asalkan disertai niat yang
tulus serta usaha yang pantang menyerah. Jadi Aya pilih apa ya? Ayah atau Motor?
Kayaknya jawabannya bisa disimpulkan sendiri.
Cerpen
by: Apriliani Kartika Sari
JHope You LikeJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar